Diduga Ada Oknum ASN Mengancam THL Yang Tidak Ikut Kampanye Paslon 01, SK Tak Akan Diperpanjang




ONENEWS SRAGEN -- Pemilihan Kepala Daerah Pilkada Sragen tinggal beberapa hari, kegundahan calon semakin kentara,bahkan beberapa upaya dilakukan demi kemenangan pasangan calon 01, ada isu tenaga harian lepas ( THL ) diwajibkan ikut kampanye besok, sarapan di Ndayu,bahkan kalau tidak berangkat SK tidak diperpanjang lagi,itu ancaman yang menjadi momok para tenaga kerja lepas di Pemkab Sragen.

Isu tersebut beredar di media sosial, beredar di grup WhatsApp, isu tersebut diduga dilakukan oleh penguasa atau yang ada kepentingan politik, untuk mendukung Paslon nomor urut 1,isu memantik perhatian publik, bahwa Pilkada Sragen 2024,diduga para pemimpin di pemerintahan Kabupaten Sragen,bisa camat,bisa kepala dinas ikut cawe cawe di Pilkada Sragen 2024, sampaikan tidak perpanjang SK,bagi THL yang tidak ikut kampanye Paslon nomor urut 01.

Gerakan Pembaharuan Sragen ,merasa prihatin ,beredarnya isu tenaga harian lepas diwajibkan ikut kampanye besok, sarapan di Ndayu, ini bukti diduga oknum ASN menggunakan ke sewenang wenangan , sehingga para tenaga harian lepas di tekan untuk mengikuti perintahnya,dan diancam kalau tidak berangkat kampanye SK tidak diperpanjang,ini sangat sadis ,kalau ini dilakukan untuk hanya kepentingan politik sesaat ,mengancam tenaga harian lepas, tidak diperpanjang SK nya,ini sangat tidak manusiawi,kalau isu ini betul betul terjadi,akan menjadi preseden buruk , pemimpin yang kejam, mengorbankan orang kecil , semestinya pemimpin melindungi rakyatnya yang ikut mengabdi kepada pemerintah Kabupaten Sragen, pemimpin wajib memberikan kesejahteraan pada THL,kok malah intimidasi ,mengancam tegas Sri Bekti anggota GPS.

Senada disampaikan oleh Riyan Sunan Warga Kalijambe, menurut saya,jika isu itu benar tenaga harian lepas diwajibkan ikut kampanye , kalau tidak berangkat SK tidak diperpanjang ,maka itu sudah merusak nilai -nilai demokrasi,dan justru kita kembali berfikir mundur seperti jaman penjajahan,kerja paksa dan kerja rodi demi sebuah jabatan,juga termasuk berpolitik kotor dan ceroboh intimidasi warganya sendiri, pemimpin seperti ini, pemimpin diktaktor, ngeri ngeri, " pungkas Riyan Sunan.


www.onenews.co.id

Sriwahono.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR