Aceh Singkil, OneNes - Dukungan Ketua APDESI Aceh, Muksalmina Asgara atas usulan Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) kepada Pj Gubernur Aceh
agar distribusi gas elpiji 3 kg dialihkan pengelolaannya ke Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) di setiap desa mendapat sambutan positif dari DPC APDESI Aceh Singkil.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPC APDESI) Kabupaten Aceh Singkil, Sabirin Melau menyebutkan, apa yang dikemukakan Ketua APDESI Aceh tersebut merupakan fakta yang dirasakan masyarakat, khususnya masyarakat perdesaan.
"Soal mahal dan susahnya masyarakat desa mendapatkan gas elpiji 3 kg itu memang fakta yang sebenanrnya. Oleh karena itu DPC APDESI Aceh Singkil meminta Pj. Gubernur Aceh untuk meresfon usulan SAPA dan dukungan APDESI Aceh tersebut," kata Sabirin kepada wartawan di Gunung Meriah Aceh Singkil, Jum'at (11/10/2024).
Jika rencana pengalihan pengelolaan distribusi gas elpiji 3 kg ke BUMK ini terwujud, sebut Sabirin, maka seluruh desa yang ada di Aceh Singkil siap untuk menanganinya. Sekaligus akan mengalokasikan penambahan penyertaan modal pemerintah desa kepada BUMK.
"Kami akan menambah modal BUMK khusus untuk modal usaha pangkalan elpiji itu. Tidak masalah, asal itu untuk kepentingan masyarakat tentu tidak ada yang keberatan. Saya pikir semua orang akan mendukungnya," pungkas Sabirin.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Aceh menyatakan dukungan penuh terhadap langkah yang diambil oleh SAPA terkait usulan agar distribusi gas elpiji 3 kg dialihkan pengelolaannya ke Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) di setiap desa.
Menurutnya, inisiatif ini merupakan langkah yang sangat tepat untuk mengatasi masalah kelangkaan gas yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di berbagai daerah di Aceh.
“Kami sangat mendukung inisiatif SAPA ini. Sudah saatnya Pj Gubernur Aceh dan DPRA mengambil tindakan nyata dengan membuat aturan dan regulasi agar pangkalan gas elpiji dikelola langsung oleh BUMG desa. Dengan begitu, distribusi gas elpiji akan lebih mudah terkontrol, tepat sasaran, dan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET),” kata Ketua APDESI Aceh, Muksalmina Asgara. Kamis 10 Oktober 2024.
Menurutnya, selama ini permainan dalam distribusi gas elpiji sangat merugikan masyarakat. Banyak ditemukan kelangkaan dan harga yang tidak sesuai dengan ketentuan, terutama pada momen-momen tertentu.
Hal ini menyebabkan masyarakat merasa kesulitan mendapatkan gas elpiji dan terpaksa membelinya dengan harga yang jauh lebih mahal.(***)