ONENEWS SRAGEN– Banyak anggapan Pembangunan infrastruktur untuk kawasan utara dan selatan bengawan selama ini terkesan tak adil. Tampaknya wilayah utara kurang mendapat sentuhan pembangunan. Namun data Dinas Pekerjaan Umum (DPU) kabupaten Sragen menunjukkan pembangunan jalan dan jembatan cukup merata dalam 8 tahun terakhir.
Data yang dikumpulkan dari DPU Sragen, justru anggarannya lebih banyak dialokasikan ke wilayah Sragen utara bengawan. Kawasan bengawan sendiri terdiri dari 11 Kecamatan, meliputi Plupuh, Gemolong, Kalijambe, Tanon, Sumberlawang, Miri, Sukodono, Gesi, Mondokan, Tangen dan Jenar.
Lalu 9 Kecamatan di selatan bengawan, dipisahkan berdasarkan aliran sungai Bengawan Solo. Pembagian geopolitik utara dan selatan bengawan ini sering digunakan untuk menggambarkan kondisi masyarakat Sragen. Terutama pada saat musim politik, terutama pilkada.
Total anggaran untuk pekerjaan di utara bengawan sejauh ini mencapai Rp 555.740.996.859. Sedangkan panjang jalan yang dilakukan perbaikan mencapai 321,12 kilometer. Jumlah paket untuk pekerjaan di utara bengawan yakni sebanyak 189 paket pekerjaan perbaikan dan peningkatan jalan.
Sedangkan anggaran di Bengawan selatan lebih sedikit, yakni Rp 521.189.185.111. Selain panjang perbaikan jalan juga sedikit berbeda, meski anggaran tidak sebanyak di utara bengawan, namun jalan yang diperbaiki sedikit lebih panjang, yakni 323,35 kilometer. Lalu jumlah paket pekerjaan juga lebih banyak yakni 251 paket.
Kabid Bina Marga DPU Sragen Aribowo Sulistyo menyampaikan anggaran pekerjaan di utara Bengawan justru lebih banyak daripada pekerjaan di selatan bengawan. Data tersebut diperoleh dari pekerjaan 2016-2024. ”Memang anggaran yang dikucurkan lebih banyak untuk perbaikan di wilayah utara Bengawan
Lalu untuk pembangunan jembatan, data menunjukkan selama 8 tahun terdapat 33 jembatan yang dibangun di utara bengawan. Dengan total anggaran mencapai Rp 73.083.891.000. Sedangkan di selatan bengawan lebih banyak, yakni 36 jembatan. Namun anggarannya tidak sebesar di utara yakni Rp 62.559.934.500.Jadi perbedaan anggaran, tentu disesuaikan dengan kondisi wilayah. ”Secara luas dan banyak kecamatan juga berbeda yang satu 11 kecamatan berbanding 9 kecamatan,” terangnya.
Bowo menjelaskan saat ini kemantapan jalan di Sragen berdasarkan mencapai 87,94 persen. Sedangkan yang mantap belum 12,06 persen. Dia menjelaskan kondisi yang belum mantap atau yang rusak, lokasi merata. Baik di utara maupun selatan bengawan. Panjangnya sekitar 132 kilometer jalan yang masih rusak.
”Kondisi tentu jalan yang belum mantap selalu kami usulkan setiap tahun. Per tahun, rata-rata per tahun pekerjaan sekitar 30 kilometer perbaikan, kesimpulannya
Wahono onenews.co.id