Sigit Pamungkas -Suroto calon Bupati dan Wakil Bupati Sragen 2025-2030//tim media wahono.
ONENEWS SRAGEN - Beranjak dari anak petani Sigit Pamungkas ternyata orang yang memiliki rekam jejak yang cemerlang,selain pernah menjadi anggota KPU RI, juga seorang dosen di UGM Yogyakarta, untuk wujudkan seorang anak petani menjadi Bupati Sragen, Sigit Pamungkas bertekad bulat mencalonkan bupati, didampingi Suroto sebagai calon wakil bupati.
Sigit Pamungkas dan Suroto deklarasi koalisi rakyat sragen diusung 4 partai Golkar PKB PKS dan PAN dan didukung 10 partai di rumah Agus Fatchurahman mantan bupati Kuwung sari Rabu 28/8/2024.setelah deklarasi langsung daftarkan diri ke KPU Sragen, yang diarak ratusan pendukung diangkut 12 andong,delman, 60 becak diesel,ratusan
sepeda motor, dan puluhan mobil, dalam perjalanan waktu telah dibuka Posko Kemenangan Sigit Pamungkas dan Suroto sebagai bupati dan wakil bupati Sragen yang terletak di tempat yang sangat strategis.
Poto Sigit Pamungkas calon Bupati Sragen 2025-2030
Ini cerita pendek ( Short History) Sigit Pamungkas seorang anak petani. _Aries boy_ yang lahir di Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Tahun 1976, dekat Waduk Kembangan.
Memperoleh gelar Master of Arts (MA) dari Universitas Gadjah Mada Tahun 2010. Sempat mendapat beasiswa untuk kuliah di Inggris namun tidak diambil karena ada komponen pembiayaan yang tidak mampu dipenuhi.Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) diperoleh dari kampus yang sama pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM Tahun 2001. Ia lulus dengan predikat _Cum Laude._ Saat kuliah, demi bertahan hidup, ia tinggal di komplek makam sambil mengelola masjid. Biaya kuliah terutama ditopang oleh kakaknya yang seorang satpam.
Pendidikan dasar ditempuh di Sragen, yaitu di SMA N 1 Sragen (1996), SMP N 2 Kedawung (1993), dan SD N Mojorejo 1 Karangmalang. Sejak kelas dua SMP, terpaksa meninggalkan orang tua untuk _ngenger_ ikut kakaknya di Desa Puro - Karangmalang.a
at ini ia berkarir di Kantor Staf Presiden (KSP) pada kedeputian yang menangani Politik, Hukum, Keamanan, HAM, Reformasi Birokrasi dan Keagamaaan, Pembangunan Indonesia Bagian Timur, Politik Luar Negeri dan Inklusi. KSP sendiri bertugas memberi dukungan kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk akselerasi program prioritas nasional, komunikasi politik, dan isu-isu strategis. Ia sangat memahami tata kelola pemerintahan yang baik sebagai sebuah ilmu dan praktik.
Sebelum di KSP, ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI termuda dari 7 (tujuh) anggota KPU RI yang ada. Di KPU ia bertugas menyelenggarakan pemilu legislatif dan pilpres Tahun 2014 dengan pengelolaan anggaran mencapai 16 trilyun rupiah. Saat itu juga untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan pilkada serentak nasional secara bergelombang. Sampai saat ini, ia menjadi satu-satunya putra Sragen yang berhasil menduduki jabatan puncak di KPU RI. Posisi yang tidak mudah dicapai karena diseleksi oleh Presiden kemudian pilih oleh DPR RI.
Karirnya diawali dari menjadi dosen luar biasa di Fisip Unsoed Purwokerto (2002-2003), Asisten Dosen di UGM (2003-2005), dan kemudian diangkat PNS sebagai Dosen UGM (2005) pada program sarjana Ilmu Pemerintahan dan pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah. Beberapa mata kuliah yang diampu diantaranya Birokrasi, Pemilu, Kepartaian, dan Politik Lokal.
Karena kecintaan pada tempat lahirnya, anak petani ini mengundurkan diri sebagai PNS dan jabatan lainnya demi maju dalam Pilkada Sragen Tahun 2024. Ia melawan anak bupati dari keluarga kaya raya yang sudah berkuasa hampir 20 tahun dan ingin berkuasa kembali. Lawannya, berayahkan bupati dua periode dan berkakak bupati dua periode di Sragen.
Sigit Pamungkas memahami isu-isu lokal dan global. Ia mengadvokasi penguatan pemerintahan daerah di era otonomi daerah. Pada tingkatan global, ia menjadi international observer pada pemilu di Equador (2013), Washington (2014), Sri Lanka (2015) dan Korea Selatan (2016). Ia menimba pengalaman diantaranya di New York, Rusia, Kuba, Maroko, Kanada, Brasil, dan Hongkong.
Ia seorang _thinker_ yang handal. Publikasi diantaranya: Demokrasi Inovatif, Intervensi Digital Mendobrak Dilema Demokrasi dan Pemerintahan Efektif (2023), Memperkuat Demokrasi di Indonesia (2022), Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia (2011), Advokasi Berbasis Jejaring (2010), Perihal Pemilu (2009). Tulisannya tersebar diberbagai media nasional, lokal dan forum-forum diskusi yang kemudian dirangkumnya dalam buku Krisis Demokrasi Elektoral (2010) dan Kepartaian, Pemilu dan Perilaku Politik (2010).
Sigit Pamungkas, pemuda desa dari kalangan biasa. Ia telah membawa nama Sragen pada tingkat nasional. Kini ia ingin mengabdikan diri untuk tempat lahirnya, agar lebih baik dan maju. Melesatkan potensi lokal dan menangkap peluang global dengan mendayagunakan pembangunan manusia yang menguasai _future skills._ Anak petani ini ingin mewujudkan asa warga Sragen, bahwa Sragen bukan milik sebuah keluarga yang sudah berkuasa hampir 20 tahun, tapi milik seluruh warga Sragen. Wis wayahe ganti klambi ( sumer dari Bintang Timur)
Wahono onenews.co id