Tanaman Padi Banyak Yang Ambruk Petani di Sragen Merugi




ONENEWS SRAGEN -- Menjelang panen raya masa tanam (MT) II 2025 banyak tanaman padi di Sragen banyak yang roboh. Ini diperkirakan dampak cuaca kemarau basah yang terjadi saat ini. Akibatnya banyak petani merugi karena harus keluar biaya tambahan. 

Sejumlah petani mengeluhkan tanaman padinya roboh sudah dipanen. Padi yang roboh ini hampir merata di seluruh wilayah pertanian. Kondisi ini membuat mereka merugi, karena berat gabah turun, hingga biaya panen juga meningkat. 

Tokoh masyarakat Kabupaten Sragen Bambang Widjo Purwanto mengatakan, padi yang roboh bukan karena angin bukan arena hama. Menurut dia, penyebab padi roboh cuaca dan batang padi yang tidak kuat. 

Kalau saya melihat curah hujan terlalu tinggi. Kemudian pupuk unsur N (nitrogen) sehingga padi tumbuh subur setelah itu membawa buah yang baik. Sehingga unsur nitrogen banyak kelembapan tanah juga sangat berpengaruh terhadap batang padi itu sendiri, sehingga yang di bawah sehingga batang kurang kuat, katanya. 

Anggota DPRD Sragen mengatakan, padi yang roboh sangat mempengaruhi hasil panen. Menurutnya gabah tidak akan maksimal isinya karena yang patah meskipun bisa dipasang lagi batang hasilnya tetap berkurang. 

"Selain itu biaya petani jadi tambah, harusnya tidak membangun batang akhirnya keluar biaya membangun. Terus berat padi pasti turun itu yang terjadi sekarang," ucapnya

Menurut dia, ada salah satu langkah yang dapat mencegah robohnya padi sebelum masa panen, perlu teknologi itu bernama trimming atau pemangkasan daun pada usia padi sekitar 30-40 hari. 

"Ini sebenarnya untuk memperkuat batang padi itu di-pruning itu yang seharusnya lebih kuat. Tapi Petani sini hanya satu dua yang menerapkan kalau di-pruning ya ndak roboh karena batang kuat," kata dia. 

Terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno dengan fenomena padi banyak yang roboh ini, perlu ada penelitian kecil-kecilan untuk mengetahui penyebabnya. “Apa kebanyakan pupuk, apa benih daya tahan sudah tidak kuat, apa mungkin curah hujan tinggi,” kata Suratno 

Suratno meramalkan robohnya tanaman padi ini dampak dari curah hujan tinggi. Dia meyakini faktor kemarau basah ini sangat berpengaruh terhadap tanaman padi.

Biaya panen otomatis naik, petani ini harus membangun padi yang roboh, satu patok 10 orang satu hari tidak rampung (mendirikan padi)," katanya"


Narasumber Suratno ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan ( KTNA) Kabupaten Sragen 


www.onenews.co.id

Jurnalis Sriwahono.

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR