ONENEWS SRAGEN -- Desas desus isu beberapa rumah sakit Sragen yang nunggak pembayaran darah di kantor Palang Merah Indonesia Cabang Sragen,mendengar keluhan anggota masyarakat dewan datangi kantor PMI untuk meminta klarifikasi kebenaran isu dari warga Kamis (12/12/2024)
ebelumnya terungkap isu yang berkembang di masyarakat Sragen, adanya rumah sakit menunggak hutang pembayaran darah, hingga ratusan juta rupiah, setelah wakil rakyat dari komisi IV datangi kantor PMI Sragen, untuk menanyakan kebenaran isu yang berkembang di masyarakat Sragen.
ex Fitroh Hadi Purnomo Sekretaris Komisi IV DPRD Sragen menyampaikan bahwa,dirinya mendapat ijin dari pimpinan, untuk mengklarifikasi isu nunggaknya pembayaran darah oleh rumah sakit, saat mendatangi kantor PMI cabang Sragen, saat dikantor tidak bertemu dr Ismail ketua PMI Sragen karena ada acara diluar kota, di temui oleh dr.Ririn bendahara PMI,dan diberikan data beberapa rumah sakit yang menunggak pembayaran darah" ada 7 rumah sakit ,data Rekapitulasi PMI Sragen, RSI Amal Sehat menunggak paling banyak, diurutan kedua RSUD Sragen.
Lanjut Alex wakil rakyat dari PAN ,ia menyampaikan kedatangan dirinya di kantor PMI Sragen,karena adanya desas desus isu yang berkembang di masyarakat Sragen, maka saya minta klarifikasi langsung ke pihak PMI Sragen, ternyata desas desus isu itu benar, di data ada beberapa rumah sakit yang nunggak klaim pembayaran BPJS darah di PMI cabang Sragen, nilainya cukup besar" ungkap Alex
Beberapa rumah sakit yang nunggak pembayaran klaim BPJS darah di PMI cabang Sragen, diantaranya Rumah sakit Islam amal sehat,nunggak klaim BPJS dari bulan Mei - Nopember 2024, jumlah tunggakan Rp 405 720.000, Rumah sakit umum Mardi Lestari Sragen menunggak dari bulan Mei - Nopember 2024 total tunggakan Rp 140.040.000, Rumah sakit Islam Asalam ,yang belum dibayar bulan Nopember 2024 Rp 10.290.000,- RSUD Sukowati Tangen belum membayar klaim BPJS bulan Nopember 2024 Rp 10.740.000, RSUD Sragen bulan Nopember 2024 belum membayar klaim BPJS Rp 21.560.000, RSUD Sragen bulan Nopember 2024 belum membayar klaim BDRS sebesar Rp 343 350.000,-dan RSU Sarila Husada bulan Oktober - Nopember 2024 belum membayar klaim BDRS sebesar Rp 40.050.000, jumlah tunggakan bila ditotal mencapai miliar rupiah lebih "
Rus Utaryono merenungkan adanya rumah sakit yang tidak menunggak pembayaran darah di PMI Sragen, kita harus memahami kalau PMI itu lembaga non profit yang untuk operasional saja mengandalkan partisipasi masyarakat, jadi ironis kalau ada rumah sakit secara fisik terlihat besar dan terus membangun tapi ternyata punya utang menumpuk” katanya.
Ia menyebutkan sepertinya perlu diklarifikasi apakah hutang itu secara norma bisa di " tanggung" oleh BPJS ? Rumah sakit seharusnya punya kedisiplinan, komitmen moral dan tanggung jawab untuk menjaga eksistensi PMI, khususnya dalam hal keuangan,bukan malah jadi beban atau parasit itu memalukan, harapan kami agar DPRD segera menggelar rapat terkait hal itu,"jelasnya.
Eko Wijiyono tokoh masyarakat Sragen dengan tegas menyampaikan berhubungan dengan hutang Rumah sakit amal sehat di PMI kami sangat menyayangkan sekali mengingat bahwa amal sehat Ini kan rumah sakitnya mantan Bupati dan juga bupati yang sekarang sangat ironi sekali kalau sampai sekelas Bupati punya hutang kepada PMI yang kita ketahui bahwa PMI ini kan operasionalnya tidak didukung oleh Pemda artinya sebagai ormas sebagai lembaga sosial masyarakat yang menginformasi dari masyarakat tetapi di hutang oleh selevel Rumah sakit miliknya Bupati ini sangat tidak beradab sekali Bupati ini saya kira sebagai masyarakat kita sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh Bupati ini sangat tidak etis sangat tidak bertanggung jawab sekali Bupati ini kami sangat menyayangkan sekali oleh karena itu kami minta secepatnya kalau sampai Bupati Sragen Yuni sebagai pemilik amal sehat tidak segera melunasi utang ke PMI maka kami akan menggunakan langkah-langkah strategis untuk membantu PMI agar bisa beroperasi " tegasnya. **
www.onenews.co.id
Sriwahono.