ONENEWS SRAGEN– Proyek jembatan Butuh penghubung yang membentang diatas aliran Bengawan Solo di Sragen, melengkung dan nyaris runtuh,Selasa (12/11/2024). Setelah pekerjaan proyek yang dilakukan secara manual ini diterjang banjir luapan air Bengawan Solo. Akibat kondisi pekerjaan yang tahapan pekerjaan seharusnya sudah 80 persen terjadi keterlambatan 5 persen. Pengerjaan jembatan dilakukan di sisi barat Desa Butuh, Gedongan, Kecamatan Plupuh dan di sisi timur di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, hujan deras yang mengguyur wilayah Soloraya membuat terjadi banjir kiriman di Sungai Bengawan Solo. Bahkan ketinggian air mencapai lebih 3 meter. Kondisi air banjir itu membuat scaffolding besi penyangga hanyut.
Kondisi bentangan jembatan baja yang masih dirangkai, kini melengkung. Penyebabnya, perancah atau struktur sementara penyangga rangka jembatan yang belum selesai dirangkai, diterjang arus aliran Sungai Bengawan Solo.
Anggota Komisi III DPRD Sragen Muhammad Harris Effendi mengatakan pihak dewan akan mengecek lokasi proyek jembatan pada Jumat (15/11). Sedangkan melihat proses pelaksanaan seharusnya menggunakan crane dalam proses pengerjaan. Sehingga metode pekerjaan dengan sistem katrol tidak terpengaruh kondisi sungai banjir. Sedangkan dampak dari kejadian itu, kontruksi jembatan harus ganti semua. Lantaran besi yang melengkung dianggap rusak dan bila dipaksakan tetap terpasang akan mempengaruhi kedepannya.
"Seharusnya pekerjaan tidak manual, karena rawan terkena banjir. Untuk memastikan pelaksanaan proyek jembatan, komisi III akan mengecek ke lapangan harus Jumat besok," tandas Haris.
Senada dikatakan Ketua Komisi III DPRD Sragen Sugiyarto menjelaskan akan memanggil pihak DPU meminta penjelasan soal pengerjaan proyek jembatan tersebut.
"Rencana kita jadwalkan untuk memanggil DPU menanyakan pekerjaan proyek jembatan tersebut," papar Sugiyarto.
Sri Bekti anggota Gerakan Pembaharuan Sragen GPS menyatakan sangat prihatin terjadinya proyek senilai Rp 14 Miliar proses penggarapannya kok begitu,kok saya tidak menjumpai alat berat sejenis kren, dan pengerjaannya kelihatan asal asalan,saya mendesak wakil rakyat di DPRD Sragen segera bertindak sebagai lembaga kontrol,"tegasnya.
Kepala Dinas PU Sragen Albert Pramono Soesanto menjelaskan, hujan lebat yang terjadi Senin (11/11/2024) malam mengakibatkan arus sungai meluap dan menerjang penyangga penahan bentangan jembatan.
Jika air sudah surut, lanjut Albert pengerjaan proyek senilai Rp 14,9 miliar itu akan dikebut dari sisi Desa Gedongan, Plupuh dan Desa Pilang, Masaran, Sragen.
Albert menolak memasukkan musibah itu sebagai bencana alam. Karena kontraktor seharusnya sudah mengerti konsekuensi pengerjaa jembatan yang memang rawan banjir saat penghujan. Saat ini langkah yang diambil dengan evakuasi kontruksi jembatan bagian tengah dulu. Namun untuk mengebut pekerjaan juga dilakukan pekerjaan kontruksi di bagian barat maupun timur secara bersamaan.
"Sehingga harapan pekerjaan tetap sesuai jadwal. Meski saat ini dari target 80 persen tahap pekerjaan baru berjalan 75 persen,"'pungkas Kepala DPU Sragen"
wahono www.onenews.co.id
Tags:
Banjir
Berita
Diterjang Banjir Hanyut#BPK
KPK
Mensekneg
Nasional
Proyek Jembatan Senilai Rp 14 Miliar