ONENEWS SRAGEN - Suasana menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sragen semakin memanas. Baru-baru ini bermunculan spanduk yang terpasang di beberapa titik yang isinya menuntut ketua tim pemenangan Sigit Pamungkas - Suroto untuk meminta maaf pada ASN. Hal itu akibat cuplikan video yang seolah menyebutkan PNS terkait pindahnya kantor Pemkab terpadu.
Spanduk yang menuntut Agus Fathurrahman mantan Bupati Sragen untuk meminta maaf pada PNS bertebaran di sejumlah tempat. Setidaknya ada 10 lokasi yang berkaitan meminta Agus Fathurrahman minta maaf. Namun tidak jelas kelompok mana yang memasang spanduk tersebut.
Saat bertemu awak media di Posko pemenangan Sigit Pamungkas - Suroto, Agus menanggapi santai perihal spanduk itu. "Tadi pagi, saya dikirimi teman-teman. saya diminta minta maaf ke ASN di Kabupaten Sragen," ungkapnya Senin ( 30/9/2024 ).
Agus Fatchurahman mantan bupati sragen,di hadapan awak media menjawab isi spanduk bertebaran di Posko pemenangan Sigit Pamungkas dan Suroto Senin 30/9/2024//**Agus Fatchurahman menerangkan perihal konteks bahasan. Menurutnya apakah PNS dipindah pemikirannya jadi pikirannya menjadi jernih, hatinya semakin berpihak kepada rakyat dan sebagainya. Namun dengan kantor yang saat ini berdiri, prestasi penanggulangan kemiskinan mampu diakui dunia.
Maksudnya, dengan kantor elek-elekan, ora usah nganggo kantor anyar, PNS itu kalau bupati mampu mendorong inisiatif, kreasi inovasi, memberi kepercayaan penuh kepada mereka, kemudian Bupati memberi stimulan pikiran-pikiran, mereka itu mampu berdaya," ujarnya.
Tetapi ketika sekarang justru lebih percaya kepada bangunan gedung itu akan memberikan efek pelayanan terbaik kepada rakyat. "Saya merespon spanduk-spanduk saya disuruh minta maaf ke PNS. Kepada, ini tak garis bawahi, kepada para PNS, yang berpegang teguh pada asas dan fundamen netralitas PNS, Saya ucapkan selamat atas kekokohan Iman perjuangan hidup mereka. Tetapi, bagi para pengkhianat netralitas PNS saya sampaikan hari ini, muga-muga ada malaikat lewat, ASN pengkhianat netralitas, moga-moga dapat bendune saking gusti engkang kagungan gesang," terang Agus
Dia melihat beberapa oknum eselon dan yang lain-lain merasa lebih pintar memilihkan calon Bupati kepada rakyat. Itu tandanya ada pelanggaran netralitas. biarkan Rakyat Merdeka melakukan pilihan mereka masing-masing. Malah ada aturan PNS, tidak boleh main-main seperti itu.
"Kalau mulai geret-geret rakyat untuk melakukan pilihan kepada paslon tertentu, ya saya sampaikan Kesimpulan saya. Mereka itu sebenarnya bukan aparat pengabdi rakyat, tetapi mereka itu penghianat rakyat. Mereka itu bukan kebangsaan nalurinya, tetapi kebangsatan," tegasnya.
Agus menuturkan harusnya minta maaf pada rakyat itu mereka, para PNS yang tidak netral. Dia juga menyinggung yang menaikkan TPP PNS cukup tinggi pada saat dirinya menjabat bupat. "Itu inisiatif kita. TPP mu tak unggahke, syarate siji tok, belanana wong mlarat di Sragen, kalau Saya dengar anda TPP Anda naik tetapi anda menindas rakyat, tak gebuki tenan kowe. kowe sing tak gebuki. saya tidak main-main dengan komitmen seperti itu," tegasnya.
ementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen Hargiyanto saat dikonfirmasi terkait masalah pemasangan spanduk itu, belum mau menanggapi.
"Maaf mas ini masih repot mas," ujar Pejabat Pembina Kepegawaian itu melalui pesan singkat.
Wahono.www.onenews.co.id