ONENEWS SOLO - Karaton Kasunanan Surakarta menggelar kirab Grebeg Maulud (Sekaten) Je 1958 atau tradisi Maulud Nabi Muhammad SAW. Sebanyak dua pasang gunungan dikirab dari pintu Kamandungan Karaton Kasunanan Surakarta hingga ke Masjid Agung Solo.
Sesampainya di Masjid Agung Solo, digelar doa bersama. Saat doa belum selesai, dua buah gunungan langsung jadi rebutan warga. Selesai prosesi doa, dua gunungan tersebut sudah ludes. Sementara dua gunungan lainnya dikirab kembali ke Keraton.
Dua gunungan yang dikirab oleh para abdi dalem Karaton dari berbagai daerah, yang berbusana kejawen jangkep,dan barisan semut Ireng,dari paguyuban kawula karaton surakarta hadiningrat (Pakasa) hingga didepan masjid agung untuk didoakan.
Muhammad Muhtarom Ketua Takmir Masjid Agung Solo, mengatakan bahwa sekaten dibuka pada Senin (9/9/2024). Dilaksanakan selama sepekan yang ditutup dengan membawa gunungan dari Keraton ke Masjid Agung Solo.
Peserta abdi dalem pakasa Sragen ikut grebeg Maulud karaton surakarta hadiningrat// wahonoSebagaimana bagian dari budaya Karaton, yang mengawal budaya dari Demak, bahwa sekaten itu dilaksanakan sepekan. Dan ditutup dengan membawa bentuk syukur Karaton, dengan membawa Gunungan ke Masjid Agung, yang didoakan oleh para ulama, lalu dibagi," kata Muhtarom kepada awak media di Masjid Agung Solo, Senin (16/9/2024).
Gunungan yang berisi hasil bumi dan makanan diperebutkan warga. Tak hanya itu, kerangka bambu gunungan dan jerami juga diperebutkan warga.
Sunaryo (53), warga Matesih Karanganyar, mendapatkan aneka macam dari gunungan tersebut, seperti cabai merah, bilah bambu, dan semacam tape ketan. Barang-barang itu akan dia bawa pulang.
"Setiap tahun saya ikut, dapatnya apa kan barokah. Ini (tape ketan) untuk dicampur ke rabuk, kalau ini (bilah bambu) untuk dijadikan pancing, dan yang ini (cabai) untuk tolak bala," ucap Sunaryo.
Sehari-hari, Sunaryo bekerja sebagai petani yang hasilnya dijual di pasar .berprofesi sebagai petani yang menggarap sawah,inginkan hasil panen lebih baik dan banyak, ungkapnya.
Sunaryo mendapatkan cukup banyak tape ketan itu. Dia juga membagi-bagikan kepada masyarakat yang menginginkan.
Ini hanya sarana saja, sedikit tidak apa-apa karena cuma sarana. Nanti ini (tape ketan) dicampurkan di pupuk. Harapannya ya sawahnya jadi subur," terangnya.
Sementara itu, Utusan Dalem sekaligus Menantu Paku Buwono (PB) XIII, Kanjeng Raden Aryo (KRA) Rizki Baruno Aji Diningrat, menambahkan garebek sekaten ini berjalan lancar dan mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat.
Pakasa anak cabang Tangen Sragen ikut Gowo gawe kirab grebeg Karaton Surakarta Hadiningrat // Wahonoemoga ini semua dimaknai secara holistik. Kami dari Karaton Kasunanan Surakarta menyambut hari besar Maulid secara suka cita. Semoga ini menjadi berkah semua, bagi warga Solo dan sekitarnya khususnya, dan seluruh warga Indonesia. Semoga Kota Solo semakin berbudaya, dan menjadi pusat budaya Jawa di Indonesia," jelas Rizky.
Kirab ini secalra simbolis merupakan wujud kecintaan Raja Karaton Kasunanan Surakarta, PB XIII, kepada masyarakat dengan membagikan gunungan.
"Ini dilakukan bentuk rasa cinta raja kepada masyarakatnya dengan membagikan gunungan, dan ubo rampe yang telah disediakan Keraton Kasunanan Surakarta. Simbol ini harus kita jaga, dan kita laksanakan secara turun-temurun. Kalau bukan kita siapa lagi," pungkas Rizky Baruno Aji Diningrat.
Wahono www onenews.co.id